Saturday, March 3, 2012

'G_satu'

Gila, seharusnya diam itu telah membuatku marah dan meninggalkannya. Sesungguhnya marah itu sudah ada di dalam pikiranku. Tidak pantas ia melakukan itu padaku. Siapapun aku. Tapi sesaat kemudian aku hanya mampu membeku. Itu salahku. Siapapun akan melakukan hal yang sama. Mendiamkan untuk membuatku diam.

Seumur hidupku, pikiranku hanyalah untuk memahami mahluk laki-laki yang menjengkelkan ini.
Satu, ayahku, dimana aku harus tinggal dan memaksaku untuk menjadi seorang laki-laki [dia telah berusaha mengusirku berkali-kali dari rumahnya, tapi aku tidak pernah bisa pergi. Bukan aku tak mau, tapi setiap perintah untuk pergi itu datang, aku tidak pernah tahu, akan kemana aku]
Dua, pacar pertamaku yang aku cintai setengah mati, yang pergi meninggalkanku tanpa penjelasan yang bisa membantu hatiku. [ketidakmengertian itu terbawa terus hingga saat ini, apa salahku?]
Tiga, adalah pacar-pacarku yang aku tinggalkan. Sungguh, aku tidak pernah benar-benar mencintai mereka. Karena, aku tahu, mereka akan menemukan cinta mereka sendiri dan itu bukan aku.
Empat, adalah suamiku yang tidak mau aku tinggalkan. [Inilah yang aku harus jalani saat ini. Pernikahan yang menjadi titik awalku untuk menjadi perempuan yang memakai rok dan sepatu tinggi setelah sekian lama meyakini, bahwa aku adalah seorang perempuan yang harus memakai celana panjang dan berambut pendek]
Lima adalah 'G'. Seorang laki-laki yang entah siapa. yang tidak pernah meninggalkanku dan tidak aku tinggalkan karena ia tidak pernah mendatangiku walau aku berusaha mendatanginya. Dia terumuskan oleh imajinasiku dari data-data yang tidak banyak. [dia yang sudah mendiamkanku selama ini. Kejam.]
Enam, adalah anak laki-lakiku yang tidak mungkin dan tidak ingin aku tinggalkan. Poin satu dan lima terakumulasi di dalam poin 6. Mungkin, anakkulah yang akan memberikan jawaban-jawaban atas ketidakmampuanku untuk mengerti mereka.

No comments: