Wednesday, March 21, 2012

Mungkin semua anak akan mengatakan hal yang sama, bahwa Ibu mereka adalah manusia luar biasa. Tentunya, bagiku, Ibukulah yang paling luar biasa. Wanita yang berdiri di atas tekad keyakinan yang mungkin dirinya sendirinya pun tak mampu mendefinisikan secara jelas apa keyakinannya. Ketidakpahamannya dia tumpahkan pada imannya, ketundukannya pada ibadah sholat 5 waktu, bahkan lebih ..... [sesuatu yang masih aku pelajari sampai sekarang]. Walaupun, suaminya mengatakan apa yang dilakukannya adalah sebuah kesia-siaan. 'Ya, saya seorang atheis', begitu akunya. [Pengakuan, yang menurutku lebih kepada keragu-raguan dan ketidakmampuan untuk memahami hidup dan kebesaran Tuhan, yang membuat saudara-saudaraku ketakutan akan hari akhirnya]. Kekuatan Ibuku untuk hiduplah yang mungkin melemahkan keinginan Ayahku untuk hidup. Hingga akhir helaan nafas Ayahku, aku tidak pernah tahu, apa yang ada di dalam pikirannya untuk mengisi hidupnya, apa yang menjadi alasannya untuk menghentikan semua aktifitasnya. Ayahku hidup dengan masa lalunya. Masa dimana dia adalah anak priyayi yang berbahasa Belanda dan segelintir pribumi yang menjadi 'raja'.

No comments: