Thursday, March 8, 2012

Aku tidak pernah mengenal ayahku. Dia hanyalah sebuah bayangan yang pada kenyataanya selalu ada. Hingga ia tiada, aku belum pernah sekalipun bicara berpanjang-panjang dengannya, apalagi membuat sebuah percakapan. Percakapan yang tidak saja melibatkan mulutmu, tetapi juga hati, pikiran dan emosimu. Bagiku, dia tetap menjadi kanak-kanak hingga waktu untuknya habis. Hingga suatu titik di umurku, aku begitu membencinya. Membenci dengan hati yang begitu menyesakkan dada yang kuhibahkan pada tangis diamku sebelum aku terlelap tertidur. Begitu lelah. Ketidakmampuan untuk menjalin emosi dengan ayahku, ternyata menjadi ketidakmampuanku untuk memahami semua laki-laki disekelilingku. Pertanyaan-pertanyaanku pada akhirnya selalu menyinggung perasaan mereka. Padahal aku hanya bertanya dan mempertanyakan 'kamu hanya bisa itu?' 'Masa sih gitu aja engga bisa, kamu kan laki-laki?' ....
Laki-laki seharusnya mampu melebih kehebatan Ibuku. Ah ..... dialah mahluk yang selalu membuatku ingin melawan dunia.

No comments: